Sejak awal aku memang mengaguminya. Sosok perempuan manis dengan rambut tergerai hingga pundak itu mampu membuatku menetapkan hati. Dia memang bukan perempuan populer di sekolah ini. Dia hanya siswi biasa yang kebetulan memiliki keunikan tersendiri.

Rena namanya. Ia teman sekelasku, sebelas IPA 6. Di kelas ia dikenal sebagai individu yang study-oriented tapi di luar kelas, tak akan ada yang menyangka bahwa ia begitu istimewa.

Namaku Dhani. Aku juga bukan siapa-siapa di sekolah ini. Aku hanya anak malas yang kebetulan diberi jalan untuk bisa belajar di sekolah ini. Sekolah yang katanya terbaik di kota Bandung. Katanya.

Keseharianku hanya diisi dengan kegiatan belajar di kelas dan kegiatan tak bernilai di rumah. Sekitar tujuh jam saja waktu yang kuhabiskan di sekolah. Sisanya? Membangkai di rumah. Akan tetapi, sedikit-demi sedikit semuanya berubah. Rena cukup memiliki andil besar dalam revolusi kehidupanku. Dan yang pasti, Rena yang membuatku memulai pencarian sekaligus membuatku berhenti mencari.

Cerita ini bukan cerita istimewa tentang orang-orang istimewa. Aku dan Rena yang membuatnya istimewa. Setidaknya, istimewa untuk aku ingat.

Cerita ini bukan tentang awal dan akhir. Cerita ini tetang apa yang ada diantara awal dan akhir dari kisahku, dan Rena.