Curiosity
"kita pergi ?"
"Baiklah."
==========================
Keduanya mulai berjalan, lorong
Yang mereka lalui kali ini berwarna biru muda.
Dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan bunga dan lukisan abstrak.
Lorong kali ini juga lebih menenangkan daripada lorong yang mereka lalui sebelumnya.
Zwit berhenti dan melihat kearah lukisan mawar yang berwarna ungu.
Penasaran Zwit mencoba untuk menyentuh lukisan itu.
Sesaat sebelum Zwit menyentuh lukisan tersebut Xeon menghentikannya.
"Jangan seenaknya menyentuh benda-benda disini."
Kata Xeon sembari menatap Lukisan mawar itu.
"Mawar ungu, tidak terlalu berbahaya tetapi sangat menyiksa."
Gumam Xeon.
"Apa maksudmu ?"
Xeon menatap Zwit kemudian kembali menatap Lukisan itu.
"Duri dan bau mawar ini membuatmu selalu merasa penasaran."
"Hah ?"
"Hehe, yup. Mawar ini membuatmu merasa penasaran terhadap segala hal apapun itu. Jika kau tidak mengobati rasa itu, kau akan merasa sangat menderita....."
"....tapi racun mawar ini tidak begitu mematikan. Kau hanya akan merasa menderita."
"Bagaimana kau bisa ingat semua ini ?"
"Hm ? Oh. Aku memang punya ingatan yang kuat.. heh. Kurasa kita harus segera pergi."
Xeon berjalan lebih dulu dengan diikuti oleh Zwit.
Setelah lorong biru itu mereka memasuki sebuah area berwarna hijau dengan beberapa pintu.
Xeon dan Zwit saling berpandangan dan bersama-sama mendekati sebuah pintu, di pintu tersebut terdapat lambang Semanggi berdaun empat.
Simbol keberuntungan.
Xeon membuka pintu dan mendapati sebuah taman yang dipenuhi dengan Semanggi, ia masuk dan pintu itu tertutup tepat sebelum Zwit sempat masuk.
"Xeon ? Xeon ? Kau baik-baik saja ?"
"Ya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir."
"Syukurlah, sekarang bisa kau menyingkir. Aku akan mendobrak pintu ini."
Xeon mendengarkan dan menjauh dari pintu itu.
Tak lama kemudian suara benturan keras terdengar tapi pintu itu masih berdiri kokoh.
Xeon mendekat ke pintu.
"Zwit ?"
....
....
....
"Aku baik-baik saja. Tapi pintu ini bahkan tidak tergores."
Xeon membuang nafas dan melihat sekitar dan menyadari simbol Semanggi berdaun empat ada dimana-mana, dinding ruangan itu dipenuhi dengan simbol Semanggi.
Xeon menatap pintu dihadapannya dengan intens.
"Zwit, aku akan segera keluar. Jadi berhenti mencoba untuk membuka pintu ini dengan paksa. Tunggulah disitu."
Zwit yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menendang pintu itu batal melakukannya. Zwit mendecih dan duduk sedikit jauh dari depan pintu itu.
Setelah tidak mendengar suara-suara dari luar, Xeon mulai mencari Semanggi itu.
'ugh, ini akan memakan waktu yang sangat lama.' batin Xeon saat melihat isi ruangan itu kembali.
Zwit menunggu dengan sabar tapi rasa bosan juga mulai menghinggapinya.
Beberapa menit menunggu sudah cukup untuk membuat Zwit tertidur. Tidak aneh juga mengingat kejadian-kejadian sebelumnya cukup menguras tenaga.
Setelah setidaknya setengah jam berlalu Xeon berhasil menemukan Semanggi berdaun empat dan tepat setelahnya pintu yang sebelumnya terkunci terbuka dengan sendirinya.
Xeon segera keluar dengan gembira. Ia ingin berseru kegirangan tapi ia lebih dulu menyadari Zwit yang sedang tidur dengan lelap.
Ia tersenyum dan membangunkan Zwit secara perlahan.
Zwit yang menyadarinya segera bangun dan menyadari Xeon disampingnya.
"Kau sudah keluar. Bagaimana caranya ?"
"Heh, aku hanya perlu mencari Semanggi ini."
Kata Xeon sembari menunjukkan Semanggi yang didapatnya beberapa saat yang lalu.
Zwit dan Xeon kemudian berdiri dan mulai menjelajahi area itu.
"Xeon ?"
"Ya. Ada apa ?"
"Bagaimana kau bisa masuk ke dunia ini ?"
....
....
....
Xeon terdiam sebentar sebelum menjawab.
"Aku penasaran..."
"...aku seharusnya tidak pernah menyentuh lukisan itu dan aku harusnya menaati peraturannya."
"Kurasa memang benar
'Curiosity killed the Cat'."
Kata Zwit sambil mengingat kembali bagaimana dia bisa sampai disini.
"Aghh."
Zwit tiba-tiba saja mulai memegangi kepala dan dadanya.
Rasa sakit tiba-tiba muncul dan menggerogoti tubuh Zwit dengan Cepat.
"Oh tidak, Z..Zwit aku akan mencari mawar putih. Bertahanlah."
Xeon dengan cepat mengecek setiap lambang yang ada di pintu dan berharap akan menemukan lambang mawar putih.
Tapi tidak ada, tidak satupun pintu yang memiliki lambang mawar putih.
Banyak lambang mawar lainnya tapi tidak ada mawar putih.
Merasa tidak menemukan apapun Xeon kembali pada Zwit yang mulai batuk darah.
"Sial, Sial. Um...ah. Zwit bertahanlah, kumohon."
Xeon mulai panik matanya terus melihat sekitar mencoba mencari mawar itu.
"*Cough* Agh.. Sa...kit."
Zwit meremas bajunya yang berlumuran darah. Ia kembali batuk dan darah mengalir dari mulutnya.
Keringat dingin membanjiri tubuh Xeon.
Xeon mulai putus asa sebelum sebuah tangan terulur dengan setangkai mawar putih.
Pandangan Zwit menjadi kabur, tapi ia masih bisa melihat siluet seseorang selain Xeon. Orang itu memberikan setangkai mawar putih.
Xeon mengambil beberapa kelopak dan memberikannya pada Zwit.
"Terima kasih."
Ucap Xeon kepada gadis dihadapannya. Gadis itu yang tadinya memberikan Mawar putih yang menyelamatkan hidup Zwit
Xeon bahkan tidak peduli siapa atau apa gadis itu. Yang dia pedulikan adalah gadis itu telah menyelamatkan nyawa Zwit.
Dia tidak ingin sendirian di tempat ini, meskipun Gadis itu ada disini tapi Zwit sudah menemaninya selama ini.
Zwit memakan kelopak itu dan sama seperti sebelumnya sensasi terbakar kembali muncul.
Namun, kali ini ia tidak bisa mempertahankan kesadarannya dan pingsan.
"Zwit ? Zwit ?"
"Tenanglah dia hanya pingsan."
Gadis itu berlutut di samping Zwit dan Xeon. Ia membelai rambut Zwit.
"Tidak aman disini. Ayo ikuti aku."
Gadis itu berdiri dan mulai berjalan pergi.
Xeon menggendong Zwit dan mengikuti gadis itu.
Ia memang benar tempat ini tidak aman, terutama dengan keadaan Zwit yang seperti ini.
"Um. Siapa kau ?"
Tanya Xeon akhirnya.
Gadis itu tidak menjawab dan terus berjalan dalam diam.
Sesaat kemudian mereka sampai di sebuah pintu. Pintu itu terbuat dari kayu dan terlihat sangat normal.
Sebuah tanda tertempel di atas pintu itu, tanda itu bertuliskan
'Home Sweet Home'
Gadis itu membuka pintu itu dan didalamnya terdapat sebuah taman kecil dan sebuah rumah.
Mereka menuju ke rumah itu dan masuk kedalam.
×××××××××××××××××××××
Zwit beristirahat di sebuah kamar. Sementara Xeon duduk diruang tamu sendirian.
Gadis yang membantunya tadi segera pergi setelah Xeon dan Zwit sudah ada di dalam rumah.
Xeon melihat sekitar, berharap menemukan sesuatu yang bisa mengobati kebosanannya.
Matanya kemudian tertuju pada sebuah rak buku. Xeon berdiri dan berjalan menuju rak buku itu.
Xeon mulai membaca satu persatu judul dirak itu.
Beberapa menit berlalu Xeon tidak menemukan apa yang menurutnya menarik untuk dibaca. Pasrah, Xeon memutuskan untuk kembali duduk dan menunggu gadis misterius itu.
Pintu terbuka dan gadis itu masuk, ditangannya ada beberapa tangkai mawar putih dan sebuah botol kaca kecil.
Ia duduk dihadapan Xeon dan mulai memasukkan kelopak-kelopak mawar putih kedalam botol kaca tersebut.
Setelah selesai gadis itu memberikannya pada Xeon.
"Dengan begitu kalian tidak perlu khawatir."
Ucap gadis itu sembari tersenyum.
Xeon tersenyum dan berterima kasih padanya, Gadis itu mengangguk kecil.
"Uh. Tapi aku ingin bertanya."
"Apa itu ?"
"Siapa kau sebenarnya ?"
"Aku Lyra."
Jawab gadis itu sembari tersenyum.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Com