Truyen2U.Net quay lại rồi đây! Các bạn truy cập Truyen2U.Com. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sister


"Aku Lyra."
Jawab gadis itu sembari tersenyum.

=================

"Lyra ?... jadi.. uh. Apakah kau terjebak disini juga ?"
Tanya Xeon ragu.

"Tidak. Ini adalah rumahku."

"Eh... jadi kau sama seperti makhluk-makhluk aneh sebelumnya ?"

Lyra memandang Xeon dengan kesal.

"Hmph... kau bisa bilang begitu... tapi untuk lebih tepatnya, aku adalah penjaga Secret gallery."

"..penjaga Secret gallery ?"
Xeon membeo mendengar perkataan Lyra.
Lyra mengangguk kecil.

"Lalu kenapa kau membantu kami ?"
Tanya Xeon.

"Heh... itu karena menurutku kalian berbeda dari dia, Terutama Zwit."

"Dia siapa ?"

Lyra diam sejenak sebelum menjawab dengan nada yang rendah dan dingin.

"Lum... adik perempuan Zwit."

Xeon merinding mendengar bagaimana cara Lyra mengatakan nama Lum.

"Sebenarnya apa yang Lum lakukan ?"

Lyra mendesah kecil.

"Lum mengambil benda yang seharusnya ada disini dan membawanya ke dunia nyata....."

"....dan itu menimbulkan kekacauan disini...
Lum mencuri dari tempat ini."

Xeon menelan ludah mendengarnya dan menghindari kontak mata dengan Lyra.

"Jadi Lum memang mencuri dari tempat ini ?"

Xeon terkejut mendengar Zwit yang tiba-tiba muncul.

"Zwit kau baik-baik saja ?"
Xeon bertanya.

"Yeah... tapi dadaku masih sedikit sakit."
Jawab Zwit sambil duduk di samping Xeon.

Lyra memandang Zwit dan mengangguk.

"Tapi.... bagiku kalian berbeda. Aku sudah melihat bagaimana kalian membantu satu sama lain meskipun kalian baru bertemu."

Lyra menatap kearah lantai.

"Maafkan aku.."

Zwit dan Xeon menatap Lyra dengan heran.

"..aku yang mengurung adikmu di dalam Abyss. Jika kau marah, aku mengerti."
Ucap Lyra.

"Tak apa aku mengerti...
Sebenarnya aku berpikir ini semua adalah kesalahan kami.
Aku dan kedua orang tua kami tidak terlalu memperhatikan Lum, sebelum dia mulai menciptakan karya seni...."

".... kurasa karena itulah dia melakukan ini."

"Heh... padahal dia adalah anak yang manis....
Kau tahu, dia suka membicarakanmu."

Setelahnya semua menjadi senyap.

"Um... bisakah kau mengantarku kesana ? Aku akan melakukan apapun untuk membawa Lum."
Kata Zwit tiba-tiba.

Lyra tersenyum miris.

"Tentu."

"Bagaimana dengan jalan keluar ?"

"Yeah.. aku tahu."

"Xeon.. kau bisa segera keluar. Aku akan mencari adikku."
Kata Zwit.

Tapi lantai sepertinya lebih menarik bagi Xeon.

"Xeon ?"

"Tidak. Aku akan membantumu mencarinya."

"Kau ti..."

"Aku juga punya seorang adik. Jadi aku tahu bagaimana rasanya. Biarkan aku membantumu."

Zwit terdiam mendengarnya tapi senyum segera terbentuk diwajahnya.

"Terima kasih."

Xeon tertawa kemudian menyerahkan botol kaca yang diberikan Lyra sebelumnya.

"Apa ini ?"

"Itu agar kejadian tadi tidak terulang. Kau tahu bagaimana mawar putih layu beberapa menit setelah dipetik. Botol itu mencegahnya layu."
Jawab Lyra Sambil berdiri.

"Ayo akan kutunjukkan jalannya."
Lyra mulai berjalan pergi diikuti Zwit dan Xeon.

.
.
.
.
.
.
.

Beberapa menit berlalu, Lyra berjalan didepan dalam diam sementara Xeon sibuk melihat sekitar.

Selama Lyra bersama mereka tak ada yang mengganggu mereka, tidak seperti sebelumnya.

 
Zwit juga tidak berkata apapun, tapi matanya tetap memandang sekitar.
Sedetik kemudian ia berhenti dan matanya terpaku pada sebuah pintu kayu
terdapat tulisan 'sister'
berwarna emas di
pintu tersebut.

Sesuatu dibalik pintu itu seperti memanggil Zwit untuk masuk.
Karena merasa penasaran Zwit memutuskan untuk masuk.

Didalam ruangan itu terdapat sebuah Kanvas dengan lukisan seorang gadis yang sangat mirip dengan Zwit.

"Tidak heran kalian mendapatkan banyak masalah, jangan masuk kedalam pintu-pintu ini seenaknya."
Seruan Lyra mengagetkan Zwit.

Zwit berbalik dan melihat Lyra di depan pintu.

"Ah...aku hanya...
Yah... hehe."

"Ada apa i....wow."
Xeon tiba-tiba saja menerobos masuk dan tampaknya terpana dengan lukisan itu.

"Hei, dia sangat mirip  denganmu Zwit."
Seru Xeon.

"Aku rasa kau juga tahu lukisan apa itu."
Kata Lyra.

"Memangnya ini lukisan siapa ?"
Tanya Xeon keheranan.

"Ini..lukisan ku.."
Jawab Zwit.

"A..apa ? Jadi kau itu seorang perempuan ?"

"Apa..Bukan, Bukan itu. Dulu saat Lum berulang tahun, yang dia minta adalah aku berdandan seperti seorang perempuan dan dia melukisnya. dan kurasa ini adalah lukisan Lum yang pertama..."

"... tapi bagaimana lukisan ini ada disini ? Kukira lukisan ini hilang."

Zwit menatap Lyra untuk mencari jawaban.

"Lukisan ini dibawa oleh Lum dari dunia nyata dan disimpan disini."

"Jadi begitu, pantas saja lukisan ini tidak bisa kutemukan dimanapun."
Gumam Zwit.

"Mengapa kau harus berdandan seperti perempuan ?"
Tanya Xeon yang masih heran.
Zwit menatapnya.

"Dulu Lum pernah sangat ingin punya kakak perempuan. Karena menurutnya kakak perempuan itu baik hati dan perhatian."

"Ooh.. aku mengerti sekarang...."

"... ngomong-ngomong kau sangat cantik sebagai perempuan."

"Diam."

Ketiganya tinggal sejenak di tempat itu dan akhirnya beranjak pergi.


Perjalanan tidak berlangsung lama karena mereka segera tiba di sebuah ruangan besar.
Dilantai terdapat sebuah lukisan berwarna hitam pekat.
'Abyss' tertulis pada sebuah papan kecil di dinding.

"Disinilah kita..
Abyss. Aku tidak akan ikut dengan kalian...
Tapi jangan khawatir pintu keluar Abyss akan kubuka.
Semoga beruntung."

Zwit dan Xeon saling berpandangan dan melihat lukisan itu bersamaan.

"Baiklah.. um. Terima kasih Lyra."

"Sama-sama. Dan bawalah kunci ini."
Lyra memberikan sebuah kunci kecil keperakan pada Zwit.

"Baimana aku tahu kalau kau berkata yang sebenarnya ?"
Xeon berkata curiga.

"Ah, ayolah. Aku bersumpah. Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Uh.. oke. Zwit ?"

"Aku percaya."

Xeon dan Zwit mengambil nafas panjang dan segera masuk kedalam lukisan itu.

Zwit mengedipkan matanya beberapa kali, dan masih tidak ada apapun yang terlihat. Semuanya sangat gelap.

"Xeon ? Apakah aku buta atau tempat ini memang gelap ?"

"Tempat ini gelap. Aku bahkan tidak bisa melihat tanga..agh."

"Xeon ?"

"Aku rasa aku baru menabrak sesuatu."

Cahaya terang tiba-tiba muncul membuat Zwit dan Xeon kembali mengedipkan mata mereka untuk menyesuaikan dengan sekitar.

Xeon melihat ke depan untuk mengetahui apa yang ditabraknya dan dengan segera menyesalinya.

Sebuah patung kayu yang mulai membusuk, patung itu berbentuk seperti putri duyung.

Wajahnya seperti dipenuhi dengan ketakutan.

"Xeon.. aku rasa sebaiknya kita keluar dari sini sebelum patung itu hidup atau semacamnya."

"Aku setuju denganmu."

Zwit dan Xeon segera berbalik dan mulai menyusuri lorong panjang yang baru mereka lihat.

Tapi belum saja berapa langkah, bunyi benda yang berkeriut dan retak terdengar.

Sontak Xeon dan Zwit menengok kebelakang.
Patung Putri duyung yang mereka lihat tadi mulai berubah posisi menjadi merangkak dan mulai merangkak mendekati Zwit dan Xeon.

Tanpa pikir panjang keduanya langsung melarikan diri.

"Tak mungkin dia bisa mengejar.. kan ?"
Tanya Xeon ditengah larinya.

Mereka berdua menengok kebelakang dan melihat patung tadi merangkak dengan kecepatan yang sangat cepat.

"Kau salah, Lari lebih cepat."
Kata Zwit sambil mempercepat larinya sendiri.

"AAAAAAAAH."






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Com