Dongjun mengunci pintu kamarnya dan menelungkup kan tubuhnya di atas kasur. Pemuda itu menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.
Terdengar isakan lirih keluar dari mulut kecilnya. Dongjun sebenarnya tidak suka melakukan hal itu pada orang tuanya tapi mereka terlalu memaksa nya.
Dirinya sama sekali tidak sanggup untuk mengganti kan posisi Ye Yun dengan orang lain. Dan sekarang orang tuanya malah menyuruh nya untuk melakukan hal itu.
Pemuda tampan itu segera mendudukkan dirinya dan menghapus kasar airmata nya.
Terlihat jelas matanya yang bengkak dan pipinya yang putih memerah akibat terlalu lama menangis.
"Yun ge apakah aku salah" lirih sambil mendongak menatap jendela.
Dongjun kemudian melangkahkan kakinya menuju keluar kamar. Sambil membawa pedang panjang yang dulu dirinya dapatkan dari Ye Dingzhi.
Entah kenapa saat mengingat tentang pemuda itu. Dongjun selalu merasakan rasa takut , rindu dan penasaran.
Kenapa pemuda itu membuat nya teringat dengan Yun ge nya . Apakah mungkin mereka berdua memiliki hubungan atau kah ada yang dirinya lewatkan tentang Ye Dingzhi.
Dongjun menggelengkan kepalanya dan tetap melanjutkan langkah kaki nya. Hari ini dirinya akan pergi ke makam gurunya.
Alasan kenapa dirinya tidak suka dengan Xiao Roufeng adalah karena orang itulah yang membuat guru nya pergi meninggalkan nya selamanya.
Walaupun sebenarnya bukan salahnya juga. Tapi tetap saja Dongjun merasa kesal jika mengingat itu semua.
Akhirnya dirinya sampai di bawah pohon bunga sakura. Dongjun memejamkan matanya saat merasakan angin sejuk berhembus menerpa wajahnya.
Tiba-tiba bayangan wajah tampan Ye Dingzhi melintas di matanya. Dirinya seketika membuka matanya.
"Kenapa aku mengingat nya kembali" gumamnya lirih.
Tiba-tiba ingatan Dongjun kembali pada saat terakhir gurunya. Yang memberikan sebuah pesan padanya.
Pesan yang membuat Dongjun hancur dan juga bingung. Tapi pesan itu juga memberinya sebuah harapan yang besar.
"Dengar Dongjun kamu dan dia seperti bintang kembar. Selamat kan dia dan selamat kan dirimu sendiri "
Perkataan itu membuat Dongjun berjanji pada dirinya sendiri bahwa dirinya pasti akan menyelamatkan orang yang dimaksud oleh guru nya.
Tapi yang membuat nya bingung adalah apakah orang itu akan menjadi belahan jiwa nya. Karena itulah gurunya menyuruh nya untuk menyelamatkan nya.
Sedangkan hal yang membuat nya hancur adalah. Dirinya ingin Ye Yun yang menjadi belahan jiwa nya. Dirinya tidak mau memiliki belahan jiwa selain Ye Yun ge nya.
Memikirkan itu semua membuat kepalanya pusing. Dongjun menghela nafas dalam kekalahan jika takdir sudah bicara dirinya bisa apa.
"Yun ge maaf kan aku jika suatu hari nanti. Aku memiliki orang lain yang akan menjadi belahan jiwa ku"
(Belum ketemu udah galau aja Lo Jun 🤣🤣🤣).
Tiba-tiba terdengar sebuah langkah kaki mendekat. Dongjun diam saja dirinya malas untuk berurusan dengan orang itu.
"Kenapa sepertinya kau memiliki masalah yang rumit Dongjun"
"Kau tidak perlu tahu tuan muda Xiao Roufeng" balas Dongjun sedikit ketus.
Roufeng hanya terkekeh geli melihat tingkah Dongjun yang menurutnya sedikit menggemaskan. Andai saja anak itu mau memilih nya pasti dia akan senang.
Tapi apalah daya Ternyata Dongjun sudah memiliki orang yang menggembok hatinya.
Sebenarnya alasannya pergi ke kota Tianqi adalah ingin menjadikan Dongjun sebagai adik seperguruannya.
Tapi setelah melihatnya secara langsung Roufeng ingin mencoba untuk menjadi lebih dekat dengan nya.
Tapi ternyata Dongjun sudah memiliki orang yang mengisi relung hati nya. Dan kata orang tuanya orang itu adalah orang paling berharga dalam kehidupan nya.
(Maaf ya Xiao Roufeng Gege. Dongjun cuma punya Dingzhi ge🤣🤣🤣)
"Apakah kau tidak bisa memikirkan tawaran ku untuk belajar di akademi" tanya Roufeng serius.
"Aku sudah bilang aku tidak tertarik dengan pelatihan akademi itu" balas Dongjun lelah.
Dongjun hanya ingin kebebasan dan juga dirinya sudah bertekad akan mencari keberadaan Ye Dingzhi. Dirinya masih penasaran dengan orang itu.
"Jika kau belajar di akademi mungkin kau akan bertemu dengan orang yang kau cari " ucap Roufeng mencoba untuk bernegosiasi dengan Dongjun.q
"Apakah pelatihan akademi itu dibuka untuk umum" tanya Dongjun sedikit tertarik.
"Hemmm mungkin akan ada beberapa orang dari tempat jauh untuk mengikuti ujian di kota kiamat. Dan juga para peserta seharusnya lebih condong dalam hal pedang" jelas Xiao Roufeng.
Dongjun sedikit mengerutkan keningnya. Jika memang seperti itu maka tidak menutup kemungkinan jika Ye Dingzhi akan datang.
Dan dirinya bisa pergi ke rumah keluarga Ye untuk mengenang masa lalu nya. Dengan Yun ge nya.
Di sisi lain dia juga bisa berteman dengan Ye Dingzhi. Dan akan belajar bersama nya jika mereka lulus ujian nya.
"Baiklah aku akan ikut dengan mu ke kota kiamat untuk mengikuti ujian masuk ke dalam akademi Tuan Li " ucap Dongjun optimis.
"Apakah orang yang ingin kau temui itu sangat penting. Sampai dirimu berubah pikiran " tanya Roufeng penasaran.
"Iya dia sangat penting . Sama pentingnya dengan orang yang ada dalam hatiku " balas Dongjun tersenyum tulus.
Roufeng tertegun setelah mendengar perkataan itu. Sepertinya dirinya memang tidak memiliki kesempatan untuk menjadi orang yang penting dalam hidup Dongjun.
🍁🍁🍁🍁
Sedangkan di sisi Ye Dingzhi saat ini dirinya sedang bersiap siap untuk pergi ke kota kiamat.
Dirinya akan mengunjungi rumah orang tuanya. Serta mengikuti ujian masuk akademi milik Tuan Li.
Dingzhi dulu berjanji akan menjadi dewa pedang. Dan Dongjun akan menjadi dewa arak dan dia akan menepati janji itu.
"Kau akan segera berangkat Dingzi" tanya Xue Fu.
"Iya mungkin aku akan sampai di kota kiamat saat malam hari" balas Dingzhi sambil mengambil pedang nya.
"Sepertinya akan terjadi reuni nantinya" celetuk Xue Fu.
"Reuni apa dan juga bagaimana kau bisa tahu"
Dingzhi mengerutkan keningnya bingung. Sahabatnya itu selalu berkata sesuatu yang terkadang membuat nya bingung sendiri.
"Bukan apa-apa hanya saja bukanya kemungkinan besar kau akan bertemu kembali dengan Baili Dongjun kesayangan mu itu" godanya sambil mengedipkan matanya.
Ye Dingzhi hanya mengalihkan pandangannya. Walaupun bibirnya tersenyum tipis saat mendengar godaan sahabatnya.
Sebenarnya dirinya sangat berharap akan bertemu kembali dengan Dongjun. Jujur saja ingin sekali rasanya dirinya memeluk pemuda itu.
Jika tidak ingat sedang menyamar maka dapat dipastikan Dingzhi tidak akan melepaskan Dongjun. Dirinya ingin bercerita seperti dulu dengan Dongjun.
"Hayo memikirkan apa kau Dingzhi. Senyuman mu sedikit menyeramkan" Xue Fu memandang Dingzhi jahil.
"Sudahlah bukan apa-apa. Aku berangkat dulu nanti kita akan bertemu kembali" pamit Dingzhi .
"Baiklah berhati hatilah. Dan sampaikan salam ku pada Dongjun mu itu jika bertemu" ucap Xue Fu sambil tersenyum mengejek.
Dingzhi hanya mengangguk saja dan tersenyum. Dirinya berharap pertemuan berikutnya dia bisa mengobrol dengan Dongjun.
Tbc...
See you again...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Com