6. Plan 2 - Body (I)
"Cara kedua. Pilihlah berdasarkan tubuhmu! Sudah jelas sekali ini harus apa. Masa kamu tidak tau?"
"Kak, jangan ajarkan yang aneh-aneh pada Chay!" Porsche menginterupsi dengan panik. Tidak mau Tankhun membawa pengaruh buruk untuk adiknya itu.
"Macam-macam bagaimana sih? Ini adalah hal yang normal, tau! Seperti kamu tidak pernah melakukannya saja!"
"Ya tapi kan ini beda kasus. Ini tentang Chay dan calon matenya, matenya belum ditentukan!"
"Shhhhh diam!" Tankhun membungkam mulut Porschay sambil memeluk leher Alpha itu dengan erat "Aku tau apa yang harus dilakukan dan aku tidak sebodoh itu untuk memberikan pengaruh buruk. Hanya.... Sedikit tes ombak saja."
"M-maksudnya?" Porschay yang sejak tadi diam akhirnya mengeluarkan suara. Dan lagi-lagi, senyum mencurigakan Tankhun adalah hal yang menyambutnya.
"Cara kedua! Jadilah binal!"
.
.
"Maaf ya." Entah sudah keberapa kali kata maaf dikeluarkan Kimhan hari ini. Sejak membawa Porschay pulang dari club malam -sesuai perintah Macau agar Kim yang membawa Porschay—, Alpha itu berkali-kali mengatakan kalimat tersebut hingga rasanya Porschay sendiri akan muntah. Kalau saja setiap kalimat maaf yang dikeluarkan Kimhan membuatnya mendapatkan satu juta, mungkin uangnya sudah bisa dia buat untuk membeli satu motor baru sekarang.
Selain Kimhan yang konsisten mengatakan permintaan maaf, Chay sejak tadi juga konsisten dalam diamnya. Sama sekali tidak merespon Kimhan dan hanya duduk diam, melipat kedua tangan didepan dada, sambil menunggu mobil Kimhan mencapai rumahnya.
Dan begitu mobil itu sampai, niatnya Porschay hanya akan mengucapkan terimakasih lalu segera turun. Tapi entah kenapa, Kimhan malah mengunci pintu dari dalam. Seperti dia melarang Porschay untuk pergi sebelum calon matenya itu merespon terlebih dulu permintaan maafnya barusan.
"Kak, buka pintunya." Kata Chay pelan. Dia bahkan seperti sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar marah. Yang jelas, Kimhan ini sudah benar-benar merusak moodnya mala mini.
Sudah tidak membalas pesan berhari-hari, mengabaikannya, tidak menerima ajakannya untuk bertemu, tapi kemudian datang entah darimana dan langsung mengacau. Dia kan jadi tidak enak dengan Macau. Apalagi Macau tadi terlihat begitu tersinggung dan langsung pergi.
Ahh, kenapa menyebalkan sekali sih? Dia rasanya ingin marah pada semua orang sekarang!
"Porschay, listen—"
"No." Jawab Porschay cepat. Dia benar-benar lelah dan tidak mau mendengar apapun dari Kimhan. Orang ini punya waktu dua hari sebelum ini untuk benar-benar menolak ajakannya, atau kalau memang dia tidak suka Porschay datang ke klub malam, bukankah seharusnya dia mengatakan dari Beberapa hari lalu? Paling tidak Porschay akan punya kesempatan juga untuk mempertimbangkan hal itu. Tapi Alpha ini malah seenaknya sendiri melakukan semuanya berdasarkan apa yang dia inginkan. Benar-benar tipe Theerapanyakul yang egois dan tinggi hati sekali!
Ditolak seperti itu akhirnya membuat Kimhan menghela nafas. Dia tau sih dia salah, sangat salah dalam hal ini. Jadi dengan sabar akhirnya dia mengulurkan tangannya dan mengelus pipi Porschay singkat, sebelum kemudian turun ke lehernya.
"Ada bau Alpha lain, aku cemburu sebenarnya." Ucapnya singkat "Tapi aku tidak bisa melakukan apapun tentang hal ini kan? Sudah terlanjur."
Namun meskipun dia bilang sudah terlanjur, si penyanyi sok sibuk (ini kata Porschay) itu tetap mengeluarkan feromonnya sendiri. Bukan melakukan scenting seperti yang dilakukan Macau tadi. Tapi hanya sekedar mengeluarkan sedikit agar Porschay mencium feromonnya juga selain dari milik Macau.
Tapi yang ada, Kimhan hanya mendapat lirikan singkat dari Porschay. Dan masih sama saja, Omega itu tidak mengatakan apapun. Jadi dia menyerah, membuka kunci mobil dan mempersilahkan Porschay untuk keluar.
"Terimakasih atas tumpangannya." Ucap Porschay pelan sebelum membuka pintu mobil dan menutupnya dengan sedikit hentakan.
"I'm still sorry. Kalau sudah tidak marah, hubungi aku, okay?" Kimhan berteriak agak kencang karena Porschay langsung berlari masuk setelah keluar dari mobilnya. Berharap omega itu sempat mendengar kalimatnya barusan.
"Kenapa jadi seperti ini sih." Bisiknya miris.
Setelah memastikan Porschay sudah masuk ke rumahnya, dan setelah melihat lampu kamar Porschay sudah menyala dari balik jendela, Kimhan akhirnya baru pergi dari sana. Pergi dengan sedikit membawa penyesalan dan juga rasa kesal karena mobilnya jadi penuh dengan feromon Macau yang tertinggal di tubuh Porschay!
.
.
"Hop in." Porschay hanya mengamati Macau yang baru saja berhenti didepan rumahnya, masih duduk diatas ducati merahnya. Omega itu memperhatikan dari atas kebawah, kemudian mengintip-intip ke bagian motor yang lainnya. Seperti mencari sesuatu.
"Cari apa sih? Cepat naik!"
"Helm-nya mana?"
"Tidak ada helm" Jawab Macau singkat "Kamu minta dijemput mendadak, aku tidak sempat bawa helm."
Ah, bahkan Macau sendiri juga tidak memakai helmnya sekarang. Namun mendengar Macau yang seperti menggerutu itu akhirnya membuat Porschay hanya meringis pelan. Ya habis bagaimana, dia juga mendapatkan undangan dari Great Omega secara mendadak hari ini.
Hari ini Great Omega dan King Vegas sudah kembali dari bulan madu mereka. Keduanya terhitung hari ini juga sudah mulai kembali melakukan tugasnya sebagai pemimpin negara setelah sempat sebulan membebankan semuanya pada Anakinn. Dan pagi ini, bahkan sebelum matahari terbit, dia mendapatkan pesan undangan dari Great Omega yang menyuruhnya untuk hadir di istana. Hanya dirinya saja, tanpa Macau atau Kimhan.
Lalu kenapa Macau ada disini? Sengaja, Porschay meminta Macau untuk mengantarkannya karena Porsche yang harusnya bertindak sebagai walinya justru menghilang entah kemana. Meskipun Porschay sudah bisa menebak kemana kakaknya itu pergi. Ada yang baru 'turun tahta' dan bebas tugas, jadi kemana lagi kakaknya itu pergi kalau bukan menghampiri Anakinn?
"Kenapa tidak minta antar Kimhan saja sih." Mendengar nama itu akhirnya Porschay kembali cemberut. Ini sudah seminggu sejak kejadian di klub malam. Dan Porschay rasanya masih sedikit kesal dengan Alpha yang satu itu. Jadi selama Beberapa hari ini dia mengabaikan semua pesan Kimhan dan gentian meninggalkannya tidak terbaca.
Seperti yang selama ini dia lakukan kepadaku
"Kamu mau antar aku tidak?!" Porschay justru melebarkan matanya sambil berkacak pinggang menjawab pertanyaan Macau barusan.
"Kok jadi lebih galakan kamu?!" Sedangkan dibentak begitu, si Alpha juga ikut mengeraskan suaranya "Ah sudahlah, cepat naik!" Putus Macau akhirnya karena dia merasa percuma saja mendebat omega cerewet ini. Yang ada mereka tidak akan sampai di tujuan dengan cepat!
Porschay dengan segera memegang kedua bahu Macau dari belakang, kemudian segera melemparkan badannya sendiri untuk duduk di atas motor besar tersebut.
"Sudah." Katanya sambil masih berpegangan ke kedua bahu kokoh tersebut "Pelan-pelan saja kan kita tidak pakai helm— WHAAAA..."
Macau mengabaikan kalimat Chay barusan karena yang ada dia justru langsung berjalan dengan kecepatan yang cukup tinggi, membuat motor besar itu melesat kencang. Mengabaikan suara teriakan Chay yang juga diiringi dengan omega itu yang kini tidak hanya memegang pundaknya, namun memeluk pinggangnya agar tidak terjatuh.
Iya, sebenarnya ya itu tujuannya.
Hehe...
"Kamu mau membunuhku apa bagaimana?" Chay berteriak cukup kencang dari belakang, bahkan tepat di sebelah telinga Macau. Sengaja agar si Alpha yang mengisenginya barusan mendengar suaranya yang berisik.
"Kalau tidak mau jatuh makanya peluk yang lebih erat." Balas Macau tidak mau kalah, ikut berteriak juga. Dan dia buktikan dengan semakin melajukan motor merah itu dengan makin cepat. Membuat Porschay akhirnya menyerah dan memilih memeluk pinggang Macau begitu erat sambil memejamkan mata. Menikmati bagaimana adrenalin nya terpacu saat merasakan bahwa kecepatan motor ini mulai menyentuh diatas rata-rata, bahkan dia masih bisa merasakan itu semua disaat matanya tertutup. Jantungnya berdetak begitu keras membayangkan bagaimana kencangnya mereka sekarang di jalanan kota.
Namun di tengah-tengah ketakutannya tersebut, tiba-tiba aroma mint dan cedarwood memenuhi hidungnya. Yang entah sengaja atau tidak, Chay merasa aroma tersebut mulai sedikit menenangkannya dan akhirnya membuatnya berani kembali membuka mata.
"Takut, eh?" Tanya Macau sambil terkekeh. Porschay mendengus, namun tidak lama dia malah kembali mengendus aroma tersebut agar memenuhi paru-parunya sendiri. Aroma yang sama yang melingkupinya di malam itu disaat kejadian di club malam. Yang kemudian baru hilang Beberapa hari setelahnya.
"Aku jadi terbiasa dengan feromonmu, tau." Bisik Porschay. "Segar, nyaman." Lanjutnya. Dan entah kenapa setelah itu Porschay merasakan bahwa kecepatan motor tersebut sedikit berkurang, yang kemudian secara perlahan-lahan mulai berjalan cukup pelan hingga membuat Porschay akhirnya bisa menarik nafas lega.
"Mau memiliki feromonku selamanya? Mau mating sekarang?"
Tapi Chay harusnya tau bahwa dia tidak harusnya selega itu karena lagi-lagi Alpha mesum didepannya ini berulah. Membuat Chay mau tidak mau memukul belakang kepala Macau agar calon matenya itu bisa berpikir dengan lurus.
"Enak sekali bicaranya!"
"Ya enak dong! Mating kan enak!" jawab Macau "Dan berhenti memukulku, kita sudah ada di wilayah istana, kamu mau tiba-tiba ditembak karena menyakiti adik King?!"
Porschay seketika mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dan benar saja mereka sudah sampai di Kawasan istana. Di area khusus di tengah-tengah negeri dan kawasannya sangat luas, juga tenang karena memang di Kawasan ini hanya berdiri satu bangunan istana. Dikelilingi berbagai penjagaan dari berbagai sisi dan juga di semua akses masuknya.
Porschay tadi bahkan bisa melihat di salah satu area penjagaan, semua penjaga disana yang awalnya berniat menghentikan mereka seketika langsung menunduk begitu sadar bahwa itu adalah Macau, adik dari King mereka. Yang kemudian membuat mereka diizinkan masuk dengan begitu mudahnya. Begitu juga di penjagaan-penjagaan selanjutnya.
Hingga kemudian mereka sudah sampai di halaman samping istana, dimana Macau langsung memarkirkan motor besarnya disana dibawah sebuah pohon besar.
"Tuan... Porschay?" Porschay yang baru saja turun dari motor Macau langsung menoleh dan mengangguk membalas sapaan seorang pria Beta yang sangat tinggi dan tampan, mengenakan seragam pelayan dengan rapi, dan yang paling penting adalah wangi. Tentu wanginya adalah wangi akibat parfum atau wewangian yang sengaja dipakainya. Karena perlu diingat, seorang beta tidak memiliki scent gland apapun sepertinya yang seorang omega, ataupun seperti Alpha.
Kalau Porschay tidak salah mengingat, Beta ini juga adalah orang yang sama dengan yang ia temui saat konsultasi pertamanya dengan Great Omega Pete dulu. Iya, konsultasi pertamanya dan juga Kimhan serta Macau untuk menanyakan tentang tanda matenya. Dan kalau tidak salah hitung, itu tepat dua bulan lalu, satu hari setelah royal wedding generasi ini. Berarti, Beta ini adalah pelayan pribadi Great Omega.
"Mari ikut saya, Great Omega sudah menunggu." Katanya dan segera diangguki oleh Chay.
"Oh, untuk Tuan Macau, juga sedang ditunggu oleh King di arena tembak." Si Beta itu kembali memutar badannya untuk menyampaikan pesan ke Macau. Membuat si Alpha terlihat kaget lalu menunjuk dirinya sendiri seolah bertanya "aku?". Dan tentu saja langsung diangguki oleh Tem, si pelayan Beta.
Jadi mereka bertiga akhirnya sama-sama masuk kedalam istana. Namun kemudian mereka berpisah karena tujuannya berbeda. Tem dan Chay ke sayap kiri istana, sementara Macau menuju sayap kanan, menemui kakaknya yang tiba-tiba saja menunggunya entah kenapa.
"Great Omega secara khusus mengundang Anda untuk membahas mengenai permasalahan Anda. Mengingat ini adalah tugas pertama Great Omega setelah menjabat, pasti Great Omega sengaja mengerahkan semua yang dia bisa untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini." Tem bercerita. Dan Chay hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapinya.
Pintu ruangan tempat dimana Great Omega menunggu sudah dibuka, ini adalah ruangan yang sama dengan ruang yang dulu dia gunakan di pertemuan pertama mereka.
Disana Porschay bisa melihat Great Omega yang terlihat tengah berdiri didepan rak buku besar di bagian kiri ruangan. Hari ini Great Omega menggunakan kemeja satin berwarna biru muda dan juga celana kain berwarna hitam. Kemeja itu terlihat besar di tubuhnya, dengan Beberapa kancing yang terbuka. Dan astaga... dia wangi sekali. Bahkan saat pintu ruangan ini terbuka, Chay langsung bisa mencium aroma lily berry yang juga sedikit bercampur dengan semacam bau rum dan kayu-kayuan. Tanda bahwa Great Omega sudah melakukan mating sepenuhnya hingga aromanya bercampur dengan aroma milik King.
Ah, Chay jadi tersipu sendiri. Apalagi melihat wajah Great Omega yang bersinar-sinar ini seperti menunjukkan bahwa dia memiliki waktu yang luar biasa selama honeymoonnya kemarin.
"Your Majesty, Great Omega." Porschay langsung membungkukkan badannya begitu Pete menoleh. Yang langsung dibalas Pete dengan senyuman lebar.
"Bless your soul." Balasnya memberi berkat kepada Porschay, kemudian segera menuntun anak itu untuk duduk.
"Bagaimana kabarmu, Chay?"
"Saya baik, Your Majesty." Jawab Chay "Saya rasa Great Omega juga." Lanjutnya secara jujur, lagi-lagi mengagumi Pete yang auranya terlihat begitu positif. Kalau bisa dibayangkan, mungkin sebenarnya sekarang sedang ada taman bunga imajiner dibelakang Great Omega. Benar-benar sesegar dan secantik itu!
"Jadi bagaimana dengan semuanya? Berjalan lancar?" Pete langsung saja menanyakan hal inti, karena memang ini yang akan dia bahas dengan Chay hari ini. Sementara si omega kecil ini hanya diam dan meringis pelan.
"Kalau secara teknis sih, sebenarnya sudah berjalan dengan lancar. Hanya saja...."
"Hanya saja??"
"Hanya saja saya masih belum bisa mengambil keputusan." Bisiknya pelan, lesu. Pete awalnya terlihat mengerutkan keningnya heran. Namun dia segera memperbaiki cara duduknya dan kemudian memperhatikan Porschay dengan lebih lekat lagi saat dia menyadari bahwa masih ada hal yang ingin disampaikan oleh Porschay.
"Menurut saya itu sangat sulit. Saya sudah mengikuti semua saran dari Great Omega, tapi saya masih tidak tau harus mengambil keputusan seperti apa. Saya seperti... masih bingung dengan keinginan saya sendiri."
Omega itu bercerita, mengeluarkan semua kekhawatirannya selama ini. Dia benar-benar bingung, hingga dia sendiri tidak yakin apakah apa yang dia lakukan selama ini sudah benar, atau memang dia melakukan kesalahan? Karena kalau diibaratkan seperti warna, rasanya keputusan Porschay itu masih sangat abu-abu sekali.
"Hmmm, kamu salah focus." Komentar Pete. Dan hal itu langsung mengundang tanya bagi Porschay, namun disaat bersamaan dia juga akhirnya tau bahwa benar ada yang salah dari apa yang dia lakukan selama ini.
"Kamu terlalu focus mencari jawaban yang sebenarnya sudah kamu miliki. Kamu terlalu fokus untuk melihat ke tempat yang jauh sementara kamu mengabaikan tanda-tanda kecil yang ada di diri kamu sendiri."
"M- maksudnya?" Tanya Porschay bingung.
"Benar kan, kamu bahkan sepertinya belum tau." Pete menghela nafas "Tem, handphone." Perintah Pete pada Tem yang langsung diangguki pelayannya itu. Tem terlihat merogoh kantung jasnya untuk mencari ponsel. Sepertinya itu ponsel milik Pete.
"Buka bajumu." Kata Pete.
"Hah?"
"Cepat buka, anak nakal." Nah kalau begini Porschay tau Pete tidak sedang dalam mode Great Omega tapi sedang dalam mode sebagai dirinya sendiri. Sebagai Pete yang sudah biasa bermain dengan Chay dan bahkan menjadi sosok kakak lainnya bagi Chay.
Jadi dengan menurut omega itu mulai membuka bajunya. Sweater ungu lembut yang ia gunakan hari ini. Dan bersamaan dengan itu juga Tem mendekat ke arah mereka sambil mempersiapkan ponsel tersebut. Hingga kemudian langsung mengambil foto dari tanda mate yang ada di punggung Porschay. Beberapa foto, lalu kemudian beta itu baru memberikan hasilnya kepada Pete.
"Lihat baik-baik." Pete menunjukkan layar ponsel didepannya, kemudian memperbesar gambar yang ada disana hingga Beberapa kali. Porschay langsung memperhatikan apa yang ada didepannya itu. Tentu dia tau itu adalah tanda mate miliknya. Sebuah Kompas yang menunjuk ke arah utara dan selatan sekaligus. Sebuah Kompas yang—
Oh?
Tunggu...
"K-kok.." ia terbata. Namun Pete segera menjentikkan jarinya.
"Sudah tau kan sekarang ada yang berbeda? Makanya, dengarkan tubuhmu sendiri! Jangan berfikir terlalu jauh."
Porschay masih diam, dia masih memperhatikan gambar tanda matenya itu. Yang sekarang terlihat sedikit... berbeda?
Yaitu si jarum yang menunjuk ke utara terlihat sedikit samar, sementara jarum yang menunjuk ke selatan masih tetap terlihat tegas. Dia yakin, saat dulu pertama kali mendapatkan tanda itu, kedua jarum sama-sama tegas dan sama-sama kuat. Tapi kalau sekarang jadinya seperti ini, apakah....
"Tanda matemu sendiri menunjukkan kamu lebih condong ke siapa sekarang."
Ah!
Masuk akal. Jarum menunjuk utara itu untuk Kimhan, dan jarum menunjuk ke selatan untuk Macau.
Jadi, apakah sekarang benar-benar Macau yang lebih unggul?
***
Porschay berjalan dengan gontai di Lorong istana. Memikirkan apa yang baru saja dia bicarakan dengan Pete dan memikirkan langkah apalagi yang harus dia ambil setelah ini. Sekarang memang yang diinginka Porschay bisa diketahui dengan mudah dengan melihat tanda matenya sendiri. Namun dia tetap harus berusaha untuk memastikan bahwa tanda jarum di kompasnya benar-benar tinggal tersisa satu. Masih banyak kemungkinan yang benar-benar akan terjadi, bisa saja si jarum utara benar-benar menghilang. Atau bisa saja si jarum selatan yang ikut memudar. Dia tidak pernah tau, masih banyak sekali kemungkinannya yang bisa terjadi.
Pikirannya yang sejak tadi sibuk sendiri membuat Porschay tidak sadar dia sudah sampai di halaman istana.
Ah, dia lupa kalau Great Omega menyuruhnya untuk menunggu agar diantarkan oleh staff istana. Karena katanya Macau masih ada urusan dengan King, dan itu tidak akan selesai dalam waktu singkat. Kepalanya menoleh kesana kemari untuk mencari staff istana yang harusnya mengantarnya itu. Tapi sepertinya istana hari ini cukup sepi hingga Porschay tidak melihat siapapun.
"Hei, dek omega.." Mendengar suara itu, Porschay langsung saja kembali menoleh mencari-cari sumber suara. Hingga dari belakangnya, dia menemukan seorang Wanita muda dengan rambut berponi dan diikat setengah keatas, menggunakan kemeja flannel dan juga sebuah apron berwarna crème. Dia menghampiri Porschay dengan sedikit berlari sambil membawa sebuah nampan yang diatasnya ada... cupcake?
"Iyaa?" jawab Porschay. Tentu si Wanita ini memanggilnya kan? Karena tidak ada orang lain selain dirinya disini.
"Ah bagus kamu ada disini. Ini tolong ambillah." Wanita itu menjulurkan nampan yang dipegangnya, menunjukkan satu-satunya cupcake coklat dengan frosting krim berwarna unicorn diatasnya, dan juga Beberapa permen permen kecil berwarna-warni yang menghiasnya.
"Hah?"
"Ini, ambil cupcakenya. Ini sisa dari dapur istana pagi ini, saying kalau dibuang." Kata Wanita tersebut sambil tersenyum. Porschay masih diam. Cupcake itu memang terlihat enak sih, dan dia juga memang sedikit lapar karena belum sempat sarapan tadi. Tapi, apakah dia boleh makan makanan istana?
"Tentu saja boleh!" seru si Wanita tiba-tiba. Membuat Porschay mengerutkan keningnya heran, sementara si Wanita itu langsung terlihat panik.
"A- ah pokoknya ambil saja lah. Tidak akan ada yang memarahi, ayo ambil saja." Dia kembali mendorong dorong nampannya agar isi yang ada diatas nampan tersebut segera diambil Porschay. Dan omega itu sebenarnya masih ragu, namun saat dia melihat ke arah si Wanita asing ini, yang kemudian dibalas dengan senyuman meyakinkan, dan juga sambil melirik apron yang dipakainya yang memiliki logo Synnefo, akhirnya Porschay menyerah. Dia mengambil cupcake tersebut.
"Terimakasih." Ucapnya.
"Ayo dimakan sekarang, ayo." Si Wanita menepuk pelan pundak Porschay dan memberi gestur agar anak itu memakan cupcakenya. Dan benar saja, Porschay langsung memberi gigitan pertama untuk cupcake tersebut kemudian tersenyum lebar merasakan rasanya.
"Enak." Pujinya kemudian melanjutkan hingga Beberapa gigitan selanjutnya hingga cupcake cantik itu habis.
Namun tidak lama kemudian dia mendengar suara klakson mobil, dan saat Porschay menoleh ada salah seorang staff istana yang sudah siap dibalik kemudinya.
"A- ah saya harus pulang sekarang. Sekali lagi terimakasih atas kuenya." Porschay berpamitan dan segera berjalan menuju mobil yang siap mengantarkannya tersebut. Meninggalkan si Wanita yang masih berdiri disana dengan senyum lebar dan juga melambaikan tangannya ke arah mobil tersebut, bahkan setelah mobil itu hilang dari pandangannya.
"Huh.." Wanita itu menghela nafas pelan sambil merapihkan poninya.
"Aku tidak memihak siapapun, tapi mereka bertiga ini memang sedikit perlu didorong. Dan ini adalah rencana yang dia susun sendiri, aku hanya membantu sedikittttttt melancarkannya." Dia kembali bergumam, namun kali ini gumamannya itu diiringi dengan senyum tipis.
Let's enjoy the show...
***
Chapter ini dibagi jadi dua bagian karena terlalu Panjang
Episode depan ada wleowleo dikit (tebak siapa sama siapa hehe...)
Kangen Selene gak kalian? Dia muncul lagi nihh sekarang :)
Anyway I just read the news (telat bgt), goodluck buat beyourluve besok. Semoga kabar baik segera bisa kita denger ya. Sending you all biggest hug 💙💙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Com